Home » » Lalu, Di Mana Saya Kini? (1)

Lalu, Di Mana Saya Kini? (1)

Posted by Bisnis Online on Minggu, 22 Maret 2015

Ini tiga tahun setelah saya pertama kali menulis di blog ini tahun 2012. Ya, kini di manakah saya?

Well, long story. Saya telah menemukan apa yang saya mau, yaitu bisnis onlen seperti yang saya mau. Tidak mengikuti jejak Ane Ahira, atau penganjur lain yang mematok ClickBank sebagai ladang nyari duit. Why? Harus saya akuin, skema mereka bagus, terukur, sistematis, dan terbukti menghasilkan. But, it's not my style. Kalau sudah begini, ngak usah debat deh. 

Saya masih karyawan. Belum berpikir keluar karena telah menemukan bisnis onlen yang penghasilannya rata rata dua kali gaji saya perbulannya sebagai karyawan. Menurut saya, tak ada dosanya tetap menjadi karyawan sementara telah mapan dalam bisnis onlen.

Ceritanya begini. Tahun 2012 itu hingga 2013 saya masih mencari cari bisnis onlen apa yang bisa saya geluti, dan yang lebih penting nyaman di hati. O ya, sebagai karyawan saat itu saya mencapai titik nadir ditempatkan di bagian yang tidak saya suka. Ya, begitulah karyawan, kan yang menentukan bos. Namun hikmahnya adalah saya menjadi lebih banyak waktu untuk memikirkan banyak hal diluar urusan kantor.

Nah, hingga suatu waktu dalam perjalanan pulang kantor, saya rehat di sebuah tempat dimana batu batu obsidian (bahan pembuat batu cincin) berserakan begitu saja. Kala itu penghujung 2013, fenomena batu cincin belum booming seperti sekarang (2014-2015an). Hanya sekedar tertarik, saya 'memulung' batu batu itu, dan kepikiran untuk menjualnya secara onlen (hey, itu terjadi begitu saja).

Penjualan batu batu tersebut di TokoBagus (kala itu) lumayan bagus. Sehingga saya mulai rutin datang ke tempat saya mulung, kali ini beli. Malu kan kalau terus mulung. Dan, wow, lagi lagi penjualan tersebut sukses. Rupanya pergaulan dengan tukang batu di dunia maya, membawa saya untuk mulai jualan di media yang lebih menjanjikan: Facebook!

Eh, begini caranya saya jualan: batu batu (kebanyakan obsidian) itu saya cuci, kemudian difoto dan diupload sebagai status di Facebook. Saya masih ingat saat itu, satu satunya kamera yang saya punya hanya kamera webcam! Para pembeli mulai berdatangan. Saya mulai dikenal sebagai penjual batu obsidian. Hingga pernah dalam satu bulan omset meroket hingga 15 juta (itu uang besar kalau mengingat bisnis ini ngak pake modal, dan barang yang dijual pertama adalah hasil mulung).

Lebih dari itu, saya memang suka batu batu. Saya memperlakukan mereka sebagai benda seni yang harus saya rawat. Sehingga ketika fenomena batu cincin mulai menggelora di pertengahan tahun 2014, saya sudah mendapatkan posisi yang bagus sebagai seller bahan batu cincin. Saya mulai memperbesar segmen pasar dengan membuat halaman Land Of Obsidian dan grup Info Harga Obsidian di Facebook. Saat ini, grup Info Harga Obsidian telah mencapai lebih dari 1000 member. Sebuah pasar yang menjanjikan..

Sepanjang 2014 itu merupakan berkah bagi saya dan keluarga. Saya berhasil melunasi utang 3 kartu kredit senilai 10 juta, melunasi utang ke bank sebesar 10juta, membeli kamera ponsel (untuk meningkatkan kinerja pencitraan promosi batu) senilai 4 juta, dan berani mencicil mobil baru..

Kisah sedih? orang biasanya suka bagian sedih kalau mendengar cerita sukses. Ya pernah bersedih waktu harus beli batu berbekal sepeda motor. Kala itu pembelian mencapai 50kg (itu setengah kuintal, man!). Kebayang harus memikul beban seberat itu di jok belakang. Khawatir terguling. dan benar benar motor terguling, untung sudah di depan pintu rumah.

Sodakoh? ya. Sejak pendapatan mengalir rutin, saya rutin bersodakoh setiap hari jum'at mulai dengan nominal 50 ribu perminggu. Saat ini sodakoh saya rutin 500 ribu perminggu, 2 juta perbulan. Besar bukan? Hanya dari bisnis batu.





0 komentar:

Posting Komentar

Harga estimasi
• Rp 344.114 •

Random Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

.comment-content a {display: none;}