Home » » Lalu, Di Mana Saya Kini? (2)

Lalu, Di Mana Saya Kini? (2)

Posted by Bisnis Online on Senin, 23 Maret 2015

Tentunya setelah membaca tulisan bagian pertama, anda akan nyeletuk: bagi bagi dong rahasia suksesnya!

Baik, saya bukan orang pelit untuk berbagi. Pertama tama, saya kurang suka dan tidak percaya pameo yang mengatakan: kalau saya bisa, anda pun bisa! Ada ketidakjujuran dalam pameo itu. Ada banyak yang disembunyikan. Itu pula sebabnya saya kurang suka motivator..


Setelah lama merenung, ini yang saya dapat:

1. Latar belakang pendidikan sangat menentukan. Saya kuliah Arsitektur selama enam tahun, jadi intuisi keindahan sudah dicangkokkan cukup dalam otak saya. Orang yang tidak pernah mengenyam pendidikan seni kemungkinan tidak akan cepat mengenali benda yang bernilai.

Saya ada pengalaman untuk itu. Pernah datang ke sebuah pemotongan batu. Setelah belanja batu, saya tertarik dengan bekas potongan potongan batu yang dibuang begitu saja. Saya minta ijin untuk memintanya. Saya menjualnya tidak dengan harga murah kemudian. Di mata orang lain sampah, di mata saya itu produk seni komersial.

2. Photographi. Urat nadi bisnis ini photographi. Sayangnya tidak setiap orang berbakat di bidang ini bukan? Saya kadang menunggu sinar mentari jatuh ke ruang belakang rumah saya hanya untuk mendapat efek photo terbaik untuk produk yang saya jual. O ya, saat itu kamera satu satunya adalah webcam hehe.

3. Facebook. Salah satu keajaiban Facebook adalah anda akan menemukan komunitas tertentu dalam jumlah besar. Secara kebetulan komunitas gemstone lovers (pecinta batu) itu kebanyakan mangkal di Facebook. Taksiran saya jumlahnya ribuan orang. Kalau anda tak senang pesbukan, agak susah jualan batu onlen. Anda mungkin jualan di TokoBagus, Berniaga, atau bikin blog batu no.1 di google. Menurut saya, anda salah jalan. Menenukan komunitas batu Indonesia itu di Facebook. Percaya deh.

Saya tidak memisahkan antara akun pribadi dengan akun jualan. Bagi saya, bersenang senang di Facebook adalah juga sambil jualan. Saya senang menulis essay, puisi, status galau sambil juga sekaligus menawarkan batu di akun yang sama. Seorang buyer dari Aceh malah pernah bilang tertarik dengan akun saya karena puisi yang saya tulis. Dia masih mengingat salah satu bait puisi, sementara saya yang menulisnya sudah lupa. 

Jadi, kalau anda tidak senang pesbukan, lupakan bisnis ini.

4. Moralitas. Saya jarang bertengkar dengan buyer. Bila buyer benar benar tak puas, saya siap mengembalikan uang yang diterima. Atau mengganti barang yang dirasa tidak pas di hati konsumen, atau rusak pada saat pengiriman. Atau barang tak pernah sampai ke alamat yang dituju.

Banyak pertengkaran yang sia sia terjadi di wall Facebook antara seller dengan Buyernya. Ketidak puasan hanya akan meruntuhkan kepercayaan. Biarlah rugi sementara, asal anda tetap eksis selamanya sebagai pedagang terpercaya.

5. Sodakoh. Entahlah, tapi saya menganggap sodakoh adalah premi yang harus dibayarkan kepada malaikat untuk menjamin keberlangsungan bisnis kita. Sampai saat ini saya melakukan ritual sodakoh sebesar 500 ribu perminggu, atau 2 juta perbulan. Saya melakukannya tiap hari Jum'at. Anda boleh setuju atau tidak di bagian ini.

Gini aja bro, sodakoh ini dibagikan oleh istri saya. Dari cerita istri saya, sodakoh mingguan ini sangat dinanti oleh para nenek, janda, santri, dan orang orang yang believe it or not, sudah tak lagi mampu beli beras. Logikanya, para malaikat akan berupaya keras membantu marketing kita agar para dhuafa tersebut tetap mendapat sodakoh dari kita secara rutin. Hm, asyik kan dagang dibantu para malaikat?


0 komentar:

Posting Komentar

Harga estimasi
• Rp 344.114 •

Random Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

.comment-content a {display: none;}